Saturday, September 19, 2020

PRAKTIK ILMU LADUNI

ILMU LADUNI ITU MUDAH

Ilmu laduni itu Allah mengajar hamba-Nya. Bagaimana Allah mengajar hamba-Nya? Asah akal dengan pemikiran. Berpikirlah!

Berpikir itu supaya mendapat karunia. Semua Perkataan Allah [Kalamullah] itu perlu dipikirkan. Yang kita cari: bi makna yang tersirat dalam Kalam Allah ini. Berpikirlah sedalam-dalamnya dan tenangkan pikiran, barulah dapat keputusan. Yakinkanlah keputusan itu berdasarkan haq dan dalil.

Bukit saja yang jaraknya 1 km bisa kamu lihat. Mengapa Tuhan yang tidak ada antaranya tidak kelihatan? Sedangkan Tuhan itu berada "di tempat" yang terang. Dikatakan demikian, karena Tuhan itu terlindung olah Cahaya-Nya. Cahaya Tuhan lebih terang daripada segala yang terang. Mengapa Tuhan tidak kelihatan? Padahal Tuhan itu sudah NYATA ADA-NYA.

Siapa tidak melihat Tuhan tidak nyata ADA-Nya, berarti zahir-batinnya masih terhijab.

Orang tauhid ketika berada di mana saja, yang dipandangnya wujud Tuhan saja. Tidak ada wujud selain-Nya. Ingat hakikat tauhid: "Laa maujudun illallah."

Inilah praktik orang-orang tauhid. Di mana pun berada tetap Wujud Allah dipandangnya. Sampai akhirat pun demikian. Kalau masih ada wujud makhluk dipandangnya: syirik. Masih bisa dipermainkan setan.

Wujud Allah itu wujud siapa?

Itulah Wujud Tuhan.

Itu sebabnya jika masih ada menyebut baharu saja: syirik. Firman saja mengatakan,Qola fal haqqu wal haqqa aqulu. [Q.S. Shad:84]. Diri Tuhan yang berdoa; barulah dikabulkan.

Mengapa takut mengaku diri kita ini diri Tuhan? Yang hidup: Tuhan; yang melihat: Tuhan; yang berkata: Tuhan; yang Mendengar: Tuhan. Tuhan semualah sudah.

Banyak orang berkata, bumi Tuhan, langit Tuhan, bukit Tuhan, rumah Tuhan, dan sebagainya. Nah, diri kita ini diri siapa kalau bukan diri Tuhan? Adakah ibu-bapak kita yang membuat kita? Jangankan tangan-kaki, membuat ujung hidung saja ibu-bapak kita tidak bisa.

Diri kita ini bukan hasil kelakuan ibu-bapak. Tidak ada yang bisa mengelak dari fakta ini. Tetap kembalinya pada Tuhan. Perbuatan Tuhan. Di sinilah kelemahan manusia: lupa bahwa semuanya itu dari Tuhan.

Orang tauhid–dalam segala apa pun–tetap tidak meninggalkan minallahi: tetap Diri Tuhan dulu yang diperhatikannya. Kalau rasa dari Tuhan ini sudah ada pada diri kita, apalagi yang akan ditakuti? Karena segala-galanya sudah dirasakannya TUHAN SAJA ADA. Tidak ada kekhawatiran sedebu pun yang ditakuti dari makhluk.

Coba perhatikan, Tubuh Maharuang yang meliputi sekalian alam ini dari mana? Bahkan kita ini hidup di dalam-Nya. Bukan hanya hidup, bahkan mencari makan pun di dalam Tubuh-Nya. Coba Tubuh Maharuang ini bergerak sederajat saja: kiamat sudah.

Kaji saja Tubuh Maharuang, tidak akan sesat dan tidak akan tergelincir pada kesesatan maupun pada kezindikan.

Coba rasa Maharuang ini, ada rasa bersentuh tidak?

Coba cium Maharuang ini, ada baunya tidak?

Coba dengar Maharuang ini, ada suaranya tidak?

Coba lihat Maharuang ini, ada bentuknya tidak?

Coba telaah Maharuang ini, ada kanan-kiri-atas-bawahnya tidak?

Coba pikir Maharuang ini, ada tempatnya tidak?

Tubuh Maharuang ini meliputi sekalian alam. Alam apa saja [Q.S. Fushilat:54]. Mengapa Tubuh yang sudah disediakan sejak 13,75 ± 0.11 miliar tahun lalu itu tidak ada yang mau memakainya?

Al-Halaj mengatakan, "Ana Al-Haq." Lalu dipenggal kepalanya oleh orang-orang bodoh. Berkurun waktu setelah masa hidup Al-Halaj, baru ada orang membenarkannya. Syaik Abdul Qadir al-Jailani mengatakan,"Seandainya al-Halaj hidup sezaman denganku, takkan kubiarkan orang-orang memancungnya."

Mengapa Abdul Qadir Jailani membenarkan Halaj? Karena terbukti orang-orang yang hidup sezaman dengan Halaj tidak memperhatikan kaji Kosong | Maharuang ini.

Bukti-bukti yang nyata tentang kemahaesaan Tuhan-hamba: kita tidur-bangun-makan-minum-hidup-mati ini sudah di dalam [Tubuh Kosong Maharuang] kemahaesaan Tuhan tidak? Kalau memahami dan mengenal Kemahasucian-Kemahaesaan Tuhan ini, mahasucilah juga kehambaan kita. Kalau sudah mahasuci, mahaesalah hamba dengan Tuhan. Sudah bermilyar tahun di-ada-kan, sedikit sekali manusia yang mau mengkajinya. Padahal cerita ini ada di Quran.

Ikan tanpa air tidak bisa berenang. Manusia di mana berenangnya? Tentulah di Mahasuci berenangnya. Bermainlah di lautan Mahasuci ini. Banyak perolehan dari Tuhan. Inilah tempat husnul khatimah: tempat yang penuh rahmat.

Apalah susahnya "masuk" di Mahasuci. Bukan pergi dengan pesawat. Tidak perlu mesin jet pula. Cukup dengan kesadaran saja bahwa keberadaan kita ini di Tubuh Mahasuci. Apabila kesadaran ber-ada di Mahasuci ini men-jadi: akan tampak segala-galanya.

-Arifbillah-

No comments:

Post a Comment