Thursday, September 24, 2020

Panduan Super Lengkap Tata Cara Doa Niat Sholat Taubat

Sholat taubat adalah cara untuk meraih salah satu amal yang paling tinggi  derajatnya di sisi Allah, yaitu taubat nasuha. Taubat adalah sikap menerima setiap  kesalahan yang kita lakukan dan menyesalinya, serta berjanji untuk tidak  mengulanginya kembali.

Allah telah menciptakan manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Allah  mendesain manusia dengan  berbagai keterbatasan bukan berarti tanpa tujuan. Disini  terkandung hikmah yang besar, yang dengannya kita bisa menggali banyak pelajaran.

Pada artikel kali ini, kita akan mempelajari tentang cara sholat taubat sebagai  salah satu ikhtiar kita dalam melakukan taubat nasuha. Manusia dan Kesalahan

Sebuah pepatah arab mengatakan jika manusia adalah tempatnya khilaf dan lupa. Meski  pepatah ini tidak bisa dikatakan sebagai dalil bahwa manusia adalah makhluk yang 
cenderung berbuat salah, akan tetapi secara tersirat Allah telah menunjukan tentang  karakteristik sejati dari manusia tersebut.

Bahkan semenjak penciptaan manusia yang pertama, kehidupan manusia telah diwarnai  dengan kesalahan dan dosa. Nabi Adam as yang ketika pertama kali diciptakan di  tempatkan oleh Allah di syurga, karena satu kesalahan maka Allah menghukum dengan  menurunkannya ke dunia.

Allah mengabadikan kisah ini di dalam Al Qur’an,

يَـٰٓـَٔادَمُ ٱسۡكُنۡ أَنتَ وَزَوۡجُكَ ٱلۡجَنَّةَ وَكُلَا مِنۡهَا رَغَدًا حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هَـٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّـٰلِمِينَ (٣٥) فَأَزَلَّهُمَا ٱلشَّيۡطَـٰنُ عَنۡہَا فَأَخۡرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ‌ۖ وَقُلۡنَا ٱهۡبِطُواْ بَعۡضُكُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوٌّ۬‌ۖ وَلَكُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ مُسۡتَقَرٌّ۬ وَمَتَـٰعٌ إِلَىٰ حِينٍ۬ (٣٦) فَتَلَقَّىٰٓ 
ءَادَمُ مِن رَّبِّهِۦ كَلِمَـٰتٍ۬ فَتَابَ عَلَيۡهِ‌ۚ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ

Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan  makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan 
janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang  zalim. Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari 
keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi  yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai 
waktu yang ditentukan”. Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka  Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha  Penyayang. (Q.S Al Baqoroh : 35-37)
taubat karena manusia banyak dosa

Allah mendesain kisah Nabi Adam dengan sedemikian rupa sehingga kita bisa mengambil  hikmah yang besar dari sana. Pada ayat diatas di jelaskan bahwa pada saat Nabi Adam  di kenai hukuman dari Allah dengan diturunkannya ke bumi, ternyata Allah tidak  membiarkannya begitu saja.

Allah pun mewahyukan kepada Nabi Adam sebuah kalimat taubat. Kalimat taubat ini pun  Allah abadikan dalam firmanNya yang lain dan dalam kisah yang lebih lengkap.

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمۡنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ

Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika  Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami  termasuk orang-orang yang merugi. (Q.S Al-A’raf : 23)

Inilah syariat pertama dan itu tentang pertaubatan. Hal ini menunjukan jika manusia  memang memiliki kecenderungan dan tabiat dalam berbuat dosa dan salah, namun disisi  lain Allah pun telah menunjukan bagaimana cara menghindari dan cara agar 
mendapatkan pengampunan dariNya.

Maka semenjak Nabi Adam, kaum dan para nabi setelahnya bahkan sampai kepada kita  sebagai umat Nabi Muhammad SAW, syariat taubat terus menerus menjadi materi yang 
disampaikan.

Bahkan Nabi Muhammad SAW, sebagai sosok kekasih Allah dan orang yang pasti telah  terjamin masuk syurga telah bersabda,

“Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah dan memohonlah ampun kepada-Nya, 
sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)

Mestinya hadist diatas menjadi peringatan bagi kita, dimana sosok seorang Rasul pun  yang telah maksum (terjamin dari kesalahan) tetap memohon ampun bahkan hingga 100 
kali dalam satu hari. Maka kita sebagai umatnya mestinya jangan pernah merasa bosan  untuk meminta ampun dan melakukan pertaubatan untuk berbagai kesalahan kita, baik  yang disengaja ataupun tidak.

Mengenal Asma Allah : Yang Maha Pemaaf

Pada artikel tentang asmaul husna, kita telah mengenal 99 nama Allah yang mewakili  berbagai sifatNya. Salah satu sifatNya yaitu Allah Yang Maha Pemaaf.

Sifat Allah Yang Maha Pemaaf ini dalam asmaul husna diwakili oleh العفو  ( Al Afuww )  yaitu Yang Maha Pemaaf. Selain itu ada pula asma-asma lain yang memiliki makna 
serupa, yaitu التواب ( At Tawwaab ) Yang Maha Penerima Tobat, الغفور ( Al Ghafuur ) Yang  Maha Memberi Pengampunan dan الغفار ( Al Ghaffaar ) Yang Maha Pengampun.

Dengan asma ini, Allah memperkenalkan bahwa Ia adalah Yang Maha Pemaaf. Hal ini  tercatat dalam Al Qur’an,

ذَٲلِكَ وَمَنۡ عَاقَبَ بِمِثۡلِ مَا عُوقِبَ بِهِۦ ثُمَّ بُغِىَ عَلَيۡهِ لَيَنصُرَنَّهُ ٱللَّهُ‌ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ۬

Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. (QS. Al Hajj : 60)

Pada penjelasan diatas kita memahami jika Allah telah mendesain manusia dengan 
segala karakter dan kecenderungannya untuk berbuat salah. Nah disisi lain Allah pun 
memposisikan dzat-Nya sebagai Yang Maha Pemaaf atas segala kesalahan yang telah  dilakukan oleh manusia.

Allah SWT membuktikan sifat ini dengan berfirman di dalam Al Qur’an,

قُلۡ يَـٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسۡرَفُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُواْ مِن رَّحۡمَةِ ٱللَّهِ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا‌ۚ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ (٥٣) وَأَنِيبُوٓاْ إِلَىٰ رَبِّكُمۡ وَأَسۡلِمُواْ لَهُ ۥ مِن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَكُمُ ٱلۡعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,  janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan  kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab  kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). (QS. Az Zumar : 53-54)

Ayat diatas bisa kita fahami sebagai kabar gembira dari Allah SWT. Bagaimana tidak,  ketika kita menyadari bahwa manusia adalah makhluk dengan kecenderungan berbuat  salah, ternyata Allah dengan Maha Pemaaf-Nya membuka pintu ampunan dan membuka  pintu harapan. Bahkan Allah mengingatkan sebelum turunnya adzab yang pedih 
disebabkan kelalaian manusia.

Allah SWT membuka pintu taubat sebagai bentuk pemaafan atas berbagai kesalahan yang  telah dilakukan oleh manusia. Tidak ada satu pun kesalahan yang tidak akan Allah  ampuni, dengan catatan manusia tersebut meminta kepada Allah ampunan. Bahkan diayat 
lain Allah pun masih membuka pintu ampunan bagi orang-orang yang telah membuat  konsep trinitas atas nama-Nya. taubatlah karena Allah maha pemaaf

Meski ada ayat di dalam Al Qur’an yang menyatakan jika Allah tidak akan mengampuni  dosa syirik, akan tetapi hal itu jika orang musyrik tersebut meninggal tanpa pernah 
bertaubat dari dosanya. Setidaknya pendapat ini dikemukakan oleh Ibnu katsir dalam  kitab tafsir karangan beliau.

Setelah mengenal asma Allah Yang Maha Pemaaf, semestinya kita bisa membangkitkan  rasa optimisme lebih tinggi lagi akan ampunan Allah. Tanpa pernah sedikit pun menganggap remeh atas setiap dosa yang kita lakukan. Taubat Nasuha

Setelah sebelumnya kita mengenali diri sendiri sebagai makhluk yang cenderung  berbuat salah dan di sisi lain ada Allah Yang Maha Pemaaf, maka untuk membuat  koneksi antar keduanya dibutuhkan sebuah ikhtiar bernama Taubat nasuha.

Pengertian Taubat Nasuha
Secara bahasa taubat artinya kembali, sementara secara istilah taubat berarti  kembali kepada Allah, kembali pada syariat-Nya, mengakui segala bentuk kesalahannya  dan menyesalinya, serta berjanji tidak akan mengulanginya kembali.

Allah berfirman,

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ تُوبُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ تَوۡبَةً۬ نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمۡ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمۡ سَيِّـَٔاتِكُمۡ وَيُدۡخِلَڪُمۡ جَنَّـٰتٍ۬ تَجۡرِى مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ يَوۡمَ لَا يُخۡزِى ٱللَّهُ ٱلنَّبِىَّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُ ۥ‌ۖ نُورُهُمۡ يَسۡعَىٰ بَيۡنَ أَيۡدِيہِمۡ وَبِأَيۡمَـٰنِہِمۡ يَقُولُونَ رَبَّنَآ أَتۡمِمۡ لَنَا نُورَنَا وَٱغۡفِرۡ لَنَآ‌ۖ إِنَّكَ 
عَلَىٰ ڪُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ۬

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa  (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-
kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang  bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka,  sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan  ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. At Tahrim 
: 8)

Perhatikan pada ayat diatas, dimana selain Allah menganjurkan untuk melakukan  taubat nasuha juga menjanjikan bagi siapa pun yang bertaubat dengan syurga-Nya. 
Karena itu kita bisa memahami jika selain dari kebutuhan kita, bertaubat pun mesti  menjadi keinginan kita akan pahala yang telah Allah janjikan melaluinya.
taubat nasuha

Syarat-syarat Taubat Nasuha

Sementara itu, untuk mendapatkan keberhasilan dalam melaksanakan taubat nasuha ada  beberapa syarat yang harus dipenuhi.

Menyesali segala perbuatan dosanya.

Penyesalan ini diawali dengan pengakuan sepenuh hati dengan penuh kejujuran jika  apa yang telah kita lakukan itu adalah perbuatan salah dan melanggar. Ini penting 
guna membangkitkan tingkat kesadaran sehingga di kemudian hari tidak ada lagi rasa permisif dalam melakukan dosa.

Setelah itu baru melahirkan rasa sesal, sedih, marah dan takut atas segala  perbuatan dosa yang telah kita lakukan. Rasa ini timbul setelah kita mengetahui  berbagai ancaman Allah terhadap perbuatan dosa tersebut dan juga berharap dengan 
penuh tawakkal terhadap rahmat Allah SWT.

Berazzam untuk tidak akan pernah mengulanginya kembali.

Seseorang bisa dikatakan bertaubat jika perbuatan dosanya tersebut telah benar-benar ditinggalkan dan tidak pernah diulangi kembali. Hal ini bisa dikatakan sebagai hijrah secara mental. Proses hijrah secara mental ini perlu agar semua  pintu kemungkinan berbuat dosa tertutup rapat dan tidak membuka peluang perbuatan  tersebut akan terulang kembali.

Berjuang dengan sepenuh tenaga untuk istiqomah di jalan hidup yang baru.

Pada akhirnya, setelah kedua syarat diatas terpenuhi maka Allah akan menguji  kembali hamba yang telah melakukan taubat tersebut. Ujian tersebut berupa dorongan 
untuk kembali melakukan dosa yang telah kita tinggalkan atau dorongan untuk  melakukan dosa yang lainnya. Allah akan mencatat setiap amal dan ikhtiar yang kita  lakukan guna menghindar sejauh mungkin dari perbuatan dosa tersebut sehingga tidak  satu pun amal yang hilang dengan sia-sia.

Meminta maaf kepada sesama manusia, jika kesalahan itu terkait hubungan kita dengan sesama.

Sampaikanlah permintaan maaf dengan sepenuh hati dan dengan lapang dada. Mintakan pula ampunan kepada Allah melalui lisannya. Terima dengan lapang dada jika pihak yang pernah kita sakiti tersebut masih memendam amarah atau melontarkan cemoohan, 
sebaliknya mintalah ampunan kepada Allah untuknya.

Sholat Taubat
Sebagai salah satu bentuk penyempurnaan dalam proses taubat kita, maka empat  madzhab fiqih menganjurkan untuk melaksanakan sholat taubat. Sholat taubat adalah 
bukti keseriusan kita bahwa kita benar-benar ingin bertaubat dan segala dosa kita  benar-benar ingin diampuni.

Sholat taubat sendiri hukumnya sunnah, berdasarkan hadist dari Abu Bakar ra.,  Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang hamba melakukan shalat dua rakaat  kemudian meminta ampun kepada Allah, kecuali Allah akan mengampuninya.” Kemudian  beliau membaca ayat ini. “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan  keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun 
terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari  pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka  mengetahui.” (QS. Ali Imron : 135) (HR. Tirmidzi)

Waktu Pelaksanaan Sholat
Sholat taubat termasuk sholat sunnah yang dikerjakan hanya apabila ada kejadian-kejadian tertentu yang menjadi penyebabnya. Sholat dangan karakteristik seperti ini juga ditemukan pada sholat hajat dan istikhoroh. Sholat dengan karakteristik ini juga secara khusus tidak ada pembatasan waktu pengerjaannya. sholat taubat sebagai bentuk keseriusan kita menggapai taubat nasuha

Adapun terkait kapan waktu yang idealnya, sebagian ulama berpendapat jika sholat 
taubat baiknya dikerjakan sesegera mungkin, setelah kita menerima hidayah dari  Allah SWT. Hal ini bertujuan agar pengampunan atas dosa yang kita lakukan tidak 
Allah tangguhkan, sementara kita sendiri tidak tahu batas dari usia hidup kita.

Sementara sebagian ulama lain berpendapat untuk melaksanakan sholat taubat pada  waktu kapan saja akan tetapi dengan pengecualian yaitu pada waktu dilarangnya 
melaksanakan sholat sunnah. Waktu-waktu tersebut diantaranya, pada saat shubuh  hingga terbit matahari (Syuruq) dan Ashar hingga matahari tenggelam.


Niat
Niat sholat taubat adalah dengan menghadirkan keinginan untuk taubat dari berbagai  kesalahan terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan berwudhu dan melaksanakan 
sholat 2 rakaat.

Adapun secara rukunnya, niat itu bertempat dihati sehingga hadirnya keinginan dan 
azzam untuk melaksanakan sholat taubat sebenarnya sudah cukup dikategorikan sebagai 
niat. Namun untuk menegaskan kembali bisa di lafazkan dengan lafaz yang telah 
diajarkan oleh para ulama.

أُصَلِّى سُنَّةَ التَّوْبَةَ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

Ushalli Sunnatat Taubata Rak’ataini Lillahi Ta’ala

Artinya: Saya niat shalat sunnah taubat dua rakaat karena Allah.
Tata Cara Sholat

Sebagaimana yang disebutkan dalam hadist, hendaknya sebelum melaksanakan sholat 
taubat didahului dengan bersuci dengan baik. Jika ia bertaubat dari keadaan kafir 
atau non-muslim maka disunnahkan untuk melakukan mandi besar, sedangkan jika untuk 
bertaubat dari dosa-dosa yang lainnya cukup diawali dengan wudhu.

tata cara sholat taubat,

Sholat taubat sendiri dilaksanakan sebanyak 2 rakaat dengan rukun sebagaimana 
sholat seperti biasa. Namun jika mau, kita bisa memperpanjang sujud terakhir untuk 
secara khusus bermunajat dan mengakui berbagai dosa kita serta memohon ampunan 
dengan segala kerendahan diri dihadapan Allah SWT. Sebagaimana seperti yang 
disebutkan dalam hadist,

“Yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sujud, maka 
perbanyaklah do’a ketika itu.”(HR. Muslim)
Do’a dan Dzikir Selepas Sholat

Sebagai penyempurna dari amalan sholat taubat kita, maka ada baiknya kita 
memperbanyak membaca istighfar. Meminta ampun dengan istighfar ini ada baiknya pula 
di sertai dengan dzikir-dzikir menyebut asma-Nya.

Selain itu ada pula beberapa do’a yang secara khusus di peruntukan untuk dibaca 
selepas sholat taubat, diantaranya,

Do’a Sholat Taubat 1

استغفرالله العظيم الذى لااله الاهو الحي القيوم واتوب اليه توبة عبد ظالم لايملك لنفسه ضراولا نفعا ولاموتا ولاحياة ولانشورا.

Artinya : saya memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, saya bersaksi bahwa 
tidak ada Tuhan melainkan Allah, Tuhan yang senantiasa hidup dan mengawasi, saya 
memohon taubat kepada-Nya sebagaimana taubatnya hamba yang dholim yang berdosa 
tidak memiliki daya upaya untuk berbuat mudharat atau manfaat untuk mati atau hidup 
maupun bangkit nanti.

Do’a Sholat Taubat 2

أللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

Ya Allah, Engkaulah Tuhan kami, tiada Tuhan melainkan Engkau yang telah menciptakan 
aku, dan akulah hamba-Mu. Dan aku pun dalam ketentuan serta janji-Mu yg sedapat 
mungkin aku lakukan. Aku berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan yg telah aku 
lakukan, aku mengakui nikmat-Mu yang Engkau limpahkan kepadaku, dan aku mengakui 
dosaku, karena itu berilah ampunan kepadaku, sebab tiada yg dapat memberi ampunan 
kecuali Engkau sendiri. Aku memohon perlindungan Engkau dari segala kejahatan yg 
telah aku lakukan.

Do’a Sholat Taubat 3

اَللَّهُمَّ اِنِّى اَسْاَلُكَ تَوْ فِيْقَ اَهْلِ الْهُدَى وَاَعْمَالَ اَهْلِ التَّوْبَةِ وَعَزْمَ اَهْلِ الصَّبْرِ وَجِدَّ اَهْلِ الْخَشْيَةِ وَطَلَبَ اَهْلِ الرَّ غْبَةِ وَتَعَبُّدَ اَهْلِ الْوَرَعِ وَعِرْفَانَ اَهْلِ الْعِلْمِ حَتَّى اَخَافَكَ . اَللَّهُمَّ اِنِّى اَسْاَلُكَ مَخَا فَةً تَحْجُزُ نِى عَنْ مَعَاصِيْكَ حَتَّى اَعْمَلَ بِطَا عَتِكَ عَمَلاً اَسْتَحِقُّ 
بِهِ رِضَاكَ حَتَّى اُنَا صِحَكَ فِىالتَّوْ بَةِ خَوْ فًا مِنْكَ وَحَتَّى اَخْلِصَ لَكَ النَّصِيْحَةَ حُبًّا لَكَ وَحَتَّى اَتَوَ كَّلَ عَلَيْكَ فَ اْلاُمُوْرِ كُلِّهَاوَحُسْنَ ظَنٍّ بِكَ . سُبْحَانَ خَالِقِ نُوْرٍ

Artinya: Ya Alloh sesungguhnya hamba memohon kepada-Mu Taufiq(pertolongan)nya 
orang-orang yang mendapatkan petunjuk(hidayah),dan perbuatannya orang-orang yang 
bertaubat, dan cita-cita orang-orang yang sabar, dan kesungguhan orang-orang yang 
takut, dan pencariannya orang-orang yang cinta, dan ibadahnya orang-orang yang 
menjauhkan diri dari dosa (wara’), dan ma’rifatnya orang-orang berilmu sehingga 
hamba takut kepada-Mu. Ya Alloh sesungguhnya hamba memohon kepada-Mu rasa takut 
yang membentengi hamba dari durhaka kepada-Mu, sehingga hamba menunaikan keta’atan 
kepada-Mu yang berhak mendapatkan ridho-Mu sehingga hamba tulus kepada-Mu dalam 
bertaubat karena takut pada-Mu, dan sehingga hamba mengikhlaskan ketulusan untuk-Mu 
karena cinta kepada-Mu, dan sehingga hamba berserah diri kepada-Mu dalam semua 
urusan, dan hamba memohon baik sangka kepada-Mu. Maha suci Dzat Yang Menciptakan 
Cahaya.

Demikian penjelasan seputar sholat taubat, yang mulai dari penjabaran mengenai 
taubat dan tata cara praktis tentang sholat taubat itu sendiri. Semoga Allah 
memberikan kepada kita hidayah dan taufiq agar menjadi orang-orang yang senantiasa 
bertaubat, sehingga termasuk orang-orang yang disukai oleh Allah. Sebagaimana 
disebutkan dalam firman-Nya,

إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٲبِينَ وَيُحِبُّ ٱلۡمُتَطَهِّرِينَ

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang 
mensucikan diri. (QS. Al Baqoroh : 222)

No comments:

Post a Comment